pada Tondong Kura
ada sebuah rindu yang ia tujukan
tanah dulu ia dibesarkan
disini
masa kecil dihabiskannya dalam kehangatan alam
bersama teman-teman tercintanya
masa manakah lagi yang lebih menawan selain disini baginya?
tentang Kadieng
Madidi
Pallabuang
pada air sungainyalah, yang deras, yang jernih,
tempat beberapa bocah kecil belajar berenang
merenangi keremajaan
tentang sawah-sawah yang siap ditanami padi
ia disana
bermain bersama air
riang bersama lumpur
tentang ikan emas di air mancur segitiga jantung desa itu
yang juga temannya bermain
tepat depan rumah kakeknya
ahh. rumah kakeknya
kini hanya gubuk yang tak lagi dihuni selain kenangan
sebentar lagi lapuk lalu roboh
tak kuasa melawan waktu
kakeknya
yang memperpahamkannya bahwa hidup adalah pengabdian
kehidupan adalah ketulusan
adalah kejujuran
lalu kini
indah peta masa kecil itu
berganti, dan terganti setumpuk kepentingan
mengabur oleh keserakahan
mengapa budayamu yang dulu perkasa itu
kini terhempas banyak ketamakan?
tidak bermakna lagikah bagimu
jika datang air mata
menetes rindu untukmu
iya
selalu ia bawa pulang
rindunya
diantarkannya kembali
mengaji alif batasa
di penghujung senja kelak
di pangkuanmu.
ada sebuah rindu yang ia tujukan
tanah dulu ia dibesarkan
disini
masa kecil dihabiskannya dalam kehangatan alam
bersama teman-teman tercintanya
masa manakah lagi yang lebih menawan selain disini baginya?
tentang Kadieng
Madidi
Pallabuang
pada air sungainyalah, yang deras, yang jernih,
tempat beberapa bocah kecil belajar berenang
merenangi keremajaan
tentang sawah-sawah yang siap ditanami padi
ia disana
bermain bersama air
riang bersama lumpur
tentang ikan emas di air mancur segitiga jantung desa itu
yang juga temannya bermain
tepat depan rumah kakeknya
ahh. rumah kakeknya
kini hanya gubuk yang tak lagi dihuni selain kenangan
sebentar lagi lapuk lalu roboh
tak kuasa melawan waktu
kakeknya
yang memperpahamkannya bahwa hidup adalah pengabdian
kehidupan adalah ketulusan
adalah kejujuran
lalu kini
indah peta masa kecil itu
berganti, dan terganti setumpuk kepentingan
mengabur oleh keserakahan
mengapa budayamu yang dulu perkasa itu
kini terhempas banyak ketamakan?
tidak bermakna lagikah bagimu
jika datang air mata
menetes rindu untukmu
iya
selalu ia bawa pulang
rindunya
diantarkannya kembali
mengaji alif batasa
di penghujung senja kelak
di pangkuanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar